Street Photography
Street Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik. Sedikit berbeda dengan fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks . Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari . Foto biasanya diambil dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak jauh.
Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam-diam tapi bukan sembunyi dan melakukannya dengan cepat dan lugas.
Peralatan fotografer juga harus menunjang. Kamera klasik yang sering digunakan adalah kamera film buatan Leica. Saat ini, kamera SLR digital pun sudah sering dipakai. Lensa yang dipakai biasanya lensa pendek atau wide angle. 28mm, 35mm and 50mm biasanya adalah favorit fotografer jenis ini.
Memilih kamera digital SLR untuk fotografi jalanan cukup menantang, pertama kita memerlukan kamera berukuran kecil, tapi enak digenggam dan cukup responsif dalam auto fokus maupun saat mengambil gambar. Kamera saku kurang ideal dalam fotografi jenis ini karena kamera ini memiliki jeda dalam pengambilan gambar/ shutter lag. Kamera berukuran kecil penting karena kita tidak ingin orang-orang di jalan memperhatikan kamera kita.
Gaya street photografi dan fotojurnalisme sering dipadukan dalam meliput acara seperti pernikahan. Contoh legenda street photographer adalah Henri Cartier-Bresson.
Semua orang sekarang bisa dengan mudah menjadi seorang fotografer. Akibatnya membuat foto indah, bisa dilakukan oleh siapa saja. Tapi untuk membuat foto yang 'berbicara' atau yang memiliki fiosofi tertentu, tak banyak yang bisa melakukannya. Selama seorang fotografer masih menuruti kaidah 'foto indah' atau foto salon sesuai selera umum, ia akan terus terjebak untuk menyenangkan orang lain, tanpa memberi kesempatan kepada dirinya untuk menghadirkan dimensi lain dari karya-karyanya.
Mulailah membuat foto dengan sebuah pemahaman lain, dengan pengalaman lain. Jadikan foto karya Anda sebagai "potret diri" Anda. Jadilah seorang chef, bukan sekedar tukang masak. JAdilah arkitek, bukan sekedar tukang bangunan. Tak terlalu penting apa kamera yang Anda miliki. Asal mengerti teknik dasar, lalu bukalah hati dan pikiran. Biarkan energi dari subjek yang Anda foto merasuki.
Berikut beberapa trik dan tips untuk melakukan street fotografi dengan filosofi:
1. Think Simple
Tak perlu selalu mengharapkan kejadian yang luar biasa akan terjadi di depan Anda. Apapun yang ada di sekeliling Anda, bisa menjadi subjek menarik untuk diabadikan. Jadilah artis, salurkan insting artistik Anda.
2. Sabar
Menunggu saat yang tepat untuk menghasilkan sebuah peristiwa tertentu kadang diperlukan. Atau sabar dengan tekun mencoba berkali-kali membidik sebuah subjek yang sama demi hasil yang diharapkan.
3. Let "Them" Blur
Jangan hapus foto-foto yang menurut Anda blur. Foto-foto blur yang Anda hasilkan, bukan berarti Anda telah gagal menghasilkan foto bagus. Bagus bukan berarti tak baik. Cermati secara objectif. Rasakan dan ingat emosi apa yang Anda rasakan ketika Anda meng-click kamera Anda. Adrenalin dan energi Anda akan terekam dalam setiap jepretan yang Anda buat. Anda akan terkejut ketika menyadari bahwa Anda telah membuat 'hubungan' yang sangat dalam dengan subjek foto Anda.
4. Think Fast
Jangan ragu, ketika Anda merasa yakin untuk membidik sesuatu, lakukan saja. Kadang banyak moment yang terjadi sepersekian detik dan tak akan pernah terulang lagi.
5. Buat Foto Serial
Bidik apa saja yang pada saat itu menarik perhatian Anda. Dari satu trip ke trip lain, dari sesi pemotretan ke sesi pemotretan yang lain, Anda akan menemukan kemiripan thema dari subjek-subjek yang Anda ambil. Misalnya, seri foto grendel pintu dari setiap bangunan yang Anda kunjungi atau seri foto kehidupan nelayan dari berbagai daerah di Indonesia. Bisa juga seri foto potret maupun suasana pasar tradisional di berbagai daerah. Jika Anda mulai melatihnya, Anda akan terbiasa dengan segala macam thema yang beragam. Anda akan kagum dengan koleksi foto serial Anda setelah sekian lama Anda melakukannya.
6. Eksperimen
Jika mungkin, lakukan berbagai eksperimen dengan komposisi, shutter speed, cahaya, panning, etc. Berpikirlah seperti seorang chef yang sedang menciptakan resep baru. Maka Anda akan berekspreimen dengan segala teknik fotografi yang Anda kuasai dan pengalaman yang pernah Anda cecap.
7. Don't think, just shoot
Terlalu banyak pertimbangan kadang hanya membuat diri kita bingung. Anda bingung menentukan apakah subjek mau dibuat vertikal atau horisontal, Anda bingung mengatur shutter speed yang tepat, Anda bingung menentukan komposisi.
8. Think Fun
Gunakan imajinasi Anda. Seorang bikhu yang membujang seumur hidupnya, suatu ketika mengunjungi kursus perkawinan. Ah, tentu saja bukan kejadian sungguhan. Namun foto yang Anda hasilkan bisa bercerita sedemikian rupa.
9. Referensi
Sering mengunjungi toko buku untuk melihat buku-buku fotografi maupun design grafis, akan menambahwawasan dan apresiasi kita terhadap sebuah karya foto. Atau tengoklah bagaimana banyak cover buku maupun novel asing dibuat. Foto dijadikan ilustrasi. Tak semua terlihat indah bahkan dari segi teknik fotografi umum kadang melenceng. Namun kita bisa menicum betapa foto-foto tersebut penuh dengan arti.
Semoga bermakna bagi semuanya.
No comments:
Post a Comment